Senin, 09 Desember 2013

Membuat label CD dengan ms. Word (catatantami.blogspot.com)

Kali ini saya ingin berbagi info tentang cara membuat label CD menggunakan microsoft word. Yang saya paparkan ini ms. word 2007 dan 2010, yah.. Kurang tau juga kalau yang 2003 sama atau beda. Satu hal yang paling penting, di sini harus ada koneksi internet yah :)

Ini dia langkah-langkahnya:
  1. Buka Ms. Word 2007 atau 2010
  2. Klik buton yang ada di pojok kiri atas dan pilih new
    Klik gambar untuk memperbesar tampilan

    Klik gambar untuk memperbesar tampilan

  3. Pada kotak pencarian, ketik Label CD, maka akan muncul beberapa pilihan gambar Label CD 
    Klik gambar untuk memperbesar tampilan
  4. Atau bisa juga klik Labels yang ada di baris kiri dan pilih Media Labels, maka akan muncul beberapa pilihan gambar Label CD
    Klik gambar untuk memperbesar tampilan
    Klik gambar untuk memperbesar tampilan
  5. Pilih gambar Label CD yang kamu inginkan dan klik download yang ada di sebelah kanan bawah (ingat! harus ada koneksi internet)
  6. Setelah berhasil didownload, Label CD otomatis akan terbuka di Ms. Word
  7. Sekarang tinggal edit Label CD sesuai selera
  8. Setelah selesai tinggal print hasilnya dan tempel pada CD
Gampang kan??
Semoga bermanfaat

Minggu, 08 Desember 2013

referensi buku manajemen sumber daya manusia


Simanjuntak J. Payaman, 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta.
Wibowo, 2011. Manajemen Kinerja, Rajawali Pers, Jakarta.
Kadarisman M., 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rajawali Pers, Jakarta.
Stevenson Nacy, 2002. Penuntun 10 Menit Seni Memotivasi, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Dessler Gary, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 2, Indeks,  Jakarta.
Wibowo, 2013. Perilaku dalam organisasi, Rajawali Pers, Jakarta.
Rachmawati Kusdyah Ike, 2008. Manajemn Sumber Daya Manusia, Andi Yogyakarta. Yogyakarta.
Handoko T. Hani, 2012. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia, BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
McCreadie Karen, 2013. Adam Smith : Uang Menghasilkan Uang 52 Gagasan Cemerlang, Kanisius. Yogyakarta.

skripsi analisa peran lingkungan kerja dalam peningkatan kinerja karyawan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Penelitian
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu perusahaan atau organisasi. Fungsinya yaitu mengelola sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Dalam bukunya, H. Salidi Samsudin (2006, 22) menjelaskan bahwa cakupan MSDM yaitu meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Dalam buku lain di jelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk meencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi (T. Hani Handoko 2012, 4).
Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa manusia merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu perusahaan atau organisasi, baik buruknya pencapaian tujuan suatu perusahaan bergantung pada kinerja sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut, karena manusia adalah penggerak dalam suatu perusahaan atau organisasi. Ike Kusdyah Rachmawati (2008, 1) menjelaskan ada dua alasan mengapa sumberdaya manusia menjadi salah satu unsur paling vital bagi organisasi, yaitu pertama, sumber daya manusia mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi, sumber daya manusia merancang dan memproduks barang dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finasial, serta menentukan seluruh tujuan dan strategi organisasi. Kedua, sumber daya manusia merupakan pengeluaran utama organisasi dalam menjalankan bisnis. Dengan demikian, kinerja karyawan di suatu perusahaan haruslah sangat diperhatikan agar perusahaan mampu mengembangka usahanya secara optimal dan mencapai semua tujuan-tujuan yang di inginkan oleh perusahaan.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu mencapai visi misi-nya secara maksimal. Dalam pencapaian tujuan-tujuannya, suatu perusahaan di pengaruhi oleh bebrapa faktor dan salah satu faktor yang paling penting dalam pencapaian tujuan-tujuan pada suatu perusahaan yaitu kinerja karyawan yang berada di perusahaan tersebut. Setiap manajer harus mampu meningkatkan kinerja karyawannya agar menghasilkan karyawan yang berprestasi sehingga menjadikan perusahaan tersebut bisa berkembang dengan baik. “Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu faktor kunci dalam mengembangkan suatu organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien.” (H. Sadili Samsudin 2006, 34).
“Jika anda mengelola sebuah tim dan ingin menemukan cara meningkatkan produktivitas dan efisiensi, doronglah staff anda untuk memperbaiki proses mereka sendiri” (Karen McCreadie, 2013 : 3)
Banyak hal yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam perusahaan, diantaranya yaitu : gaji, lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja (motivation), disiplin kerja, kepuasan kerja, komunikasi dan faktor-faktor lainnya. Semua hal tersebut haruslah diperhatika oleh seorang manajer, karena hal-hal tersebut mempengaruhi kinerja karyawannya.
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar karyawan yang dapat mempengaruhi para karyawan dalam menjalankan pekerjaannya, misalkan kebisingan, kebersihan dan kenyamanan ruang kerja dan lain sebagainya. Jika keadaan lingkungan kerja kurang baik, seperti ruang kerja yang sempit, kotor, panas, maka itu tidak menutup kemungkinan untuk para karyawan bekerja kurang optimal, membuat karyawan susah fokus dalam pekerjaannya bahkan sangat mungkin bisa mengakibatkan stres para karyawan meningkat, tingkat absensi akan semakin tinggi, emosional karyawan menjadi tidak terkontrol, sehingga produktivitas para karyawan pun menurun dan menyebabkan perusahaan menjadi sulit untuk berkembang. Bahkan dengan lingkungan kerja yang kurang baik, tidak sedikit karyawan yang memilih berhenti dari perusahaan dan mencari tempat kerja baru hanya karena mereka tidak mendapatkan kepuasan kerja di perusahaannya dan itu berdampak negatif bagi perusahaan. Namun jika lingkungan kerja dalam suatu perusahaan itu baik, sarana prasarananya memadai, ruang kerja yang bersih, semua barang yang ada di ruang kerja tertata rapi, ruangan sejuk, ventilasi udara bagus, hubungan antar individunya pun baik, sikap ramah tamah dan saling peduli di terapkan sehingga memberi kenyamanan kepada para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan perusahaan, maka tidak menutup kemungkinan bagi para karyawan di perusahaan tersebut akan memberikan kinerja yang optimal, yang pada akhirnya akan menjadikan karyawan yang inspiratif dan produktif, memberikan prestasi kerja yang tinggi sehingga perusahaan akan mampu mengembangkan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
LKMS La Tansa merupakan suatu lembaga keuangan mikro syariah yang berada di Pondok Pesantren La Tansa, Lebakgedong, Lebak. Sebagai mana layaknya lembaga keuangan lainnya, LKMS La Tansa bergerak dalam bidang jasa keuangan, namun ruang lingkupnya hanya sekitar masyarakat yang ada di pondok pesantren la tansa saja, seperti mengurusi tabungan siswa, pembayaran biaya sekolah siswa, simpan pinjam para karyawan di Pondok Pesantren La Tansa dan mengurusi administrasi keuangan-keuangan lainnya. Dalam pekerjaannya karyawan di LKMS La Tansa berhadapan langsung dengan para pelanggannya satu per satu, entah itu dengan siswa di pesantren la tansa, maupun dengan orang tua siswa. Untuk itu semua karyawannya dituntut untuk bisa beramah tamah dengan pelanggannya, tidak acuh terhadap pelanggan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, kepuasa pelanggan sangatlah utama bagi karyawan demi memberi kepuasan terhadap pelanggan di LKMS La Tansa ini. Hal itu sangat membutuhkan banyak dorongan dari berbagai perangkat kerja yang ada disekitar karyawan. Dengan kata lain lingkungan kerja menjadi salah satu faktor penting yang harus sagat diperhatikan dalam menjalankan pekerjaan ini. Sebagai contoh kasus tidak jarang sekali para pelanggan di LKMS La Tansa ini memancing emosi para karyawan yang ada di LKMS La Tansa, jika tidak didukung dengan lingkungan kerja yang postif (misalkan ruang kerja panas, ventilasi udara kurang baik, komunikasi dengan rekan kerja kurang baik) para karyawan bisa saja terpancing dengan keadaan seperti itu yang mengakibatkan ketidak puasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh karyawan di LKMS La Tansa tersebut, terlebih lagi kebanyakan karyawan yang berada di LKMS La Tansa ini dari segi usia tergolong masih sangat muda, dimana tingkat emosionalnya masih belum begitu stabil. “Kebanyakan organisasi mengalami kegagalan karena karyawannya gagal menyenangkan pelanggan” (stephen P. Robbin – Timothy A. Judge 2008, 28).
Untuk itu lingkungan kerja yang baik sangatlah penting bagi para karyawan di LKMS La Tansa ini. Dari hasil observasi yang dilakukan suasana kerja di LKMS La Tansa yaitu ruang kerja sering bocor ketik hujan, ruang kerja belum tertata rapi, tempat antrian belum teratur, suhu udara yang kurang baik ketika banyak pelanggan yang mengantri untuk melakukan transaksi, selain itu karena LKMS La Tansa ini berada di lingkungan pondok pesantren ruang kerja terasa bising ketika para siswa berjalan masuk atau keluar kelas, kemudian di dalam ruang kerja itu sendiri banyak karyawan lain yang bisa keluar masuk ke tempat teller LKMS La Tansa selain kayawan yang sedang bertugas di LKMS La Tansa tersebut dan lain sebagainya, sehingga mengganggu sekali terhadap kenyamanan kerja para karyawan di LKMS La Tansa, menjadikan mereka cepat lelah yang pada akhirnya susah untuk berkonsentrasi atau fokus pada pekerjaannya tersebut, dan hasilnya kinerja mereka tidak bisa mencapai titik maksimal sebagai mana seharusnya, bahkan akan sangat memungkinkan hal tersebut bisa membuat tingkat stres kerja para karyawan menjadi tinggi.
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
ANALISA PERAN LINGKUGAN KERJA DALAM PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA LKMS LA TANSA PONDOK PESANTREN LA TANSA LEBAKGEDONG LEBAK

1.2.            Identifikasi  Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis diatas, maka dapat ditarik beberapa identifikasi permasalahan yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.      Ruang kerja suka bocor ketika hujan sehingga membuat pekerjaan terhambat.
2.      Settingan ruang kerja yang masih belum tetata yang menyebabkan para karyawan kesulitan dalam mencari berkas.
3.      Fasilitas ruang kerja yang kadang bermasalah yang mengakibatkan pekerjaan terhambat.
4.      Antrian pelanggan dan tempat tunggu belum tertata rapi sehingga kenyamanan kerja para karyawan menjadi kurang.
5.      Dalam suatu keadaan, suhu ruangan sering membuat karyawan kegerahan.
6.      Sering ada karyawan lain (selain yang bertugas dibagian teller) masuk ke ruang teller yang menyebabkan fokus kerja karyawan terganggu.
7.      Hubungan kerja antar karyawan masih kurang harmonis.
1.3.            Fokus Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas maka fokus penelitiannya adalah peran lingkugan kerja dalam peningkatan kinerja karyawan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong, Lebak.

1.4.            Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
a.          Bagaimanakah gambaran lingkungan kerja karyawan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong - Lebak?
b.         Apakah lingkungan kerja berperan dalam peningkatan kinerja karyawan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong - Lebak?
c.          Bagaima pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong – Lebak ?

1.5.            Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dalam memaksimalkan kinerja para karyawan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong, Lebak.
2.      Untuk mengetahui dampak memperbaiki lingkunga kerja.
3.      Untuk memperoleh informasi tentang keadaan lingkungan kerja pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong, Lebak.
Kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Kegunaan Praktis
1.1  Bagi penulis, untuk dapat memahami lebih baik teori-teori yang penulis peroleh dari bangku kuliah, dapat melakukan sistematika berfikir yang baik dan melahirkan penganalisaan, sehingga menghasilkan kesimpulan yang tepat dan benar.
1.2  Bagi objek penelitian (LKMS La Tansa), diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan pertimbangan, khususnya dalam meningkatkan kinerja karyawan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa lebakgedong, Lebak.
1.3  Bagi Masyarakat, khususnya yang berminat dalam masalah ini, diharapkan dapat menjadi bahan study koperatif (perbandingan) dalam mempelajari penerapan pengaruh produk terhadap prilaku konsumen.
2.      Kegunaan Teoritis
Bagi almamater tercinta STIE La Tansa Mashiro, dengan dilakukannya penelitian ini maka diharapkan dapat menjadi salah satu penunjang kepustakaan yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis pada masa yang akan datang, sehigga dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

1.6.            Kerangka Pemikiran 
Dalam kerangka pemikiran setiap penelitian dapat diketahui setiap kerangka pemikiran dari peneliti, sehingga sangatlah penting membuat suatu alur ataupun sekema yang dapat memberikan gambaran dan penjelasan tentang masalah yang akan dibahas dan diteliti (objek penelitian), dengan harapan hal ini dapat memberikan suatu kesimpulan sehingga dapat diidentifikasi serta pengumpulan data dan pengolahannya lebih jelas dan terarah. Dalam kerangka pemikiran ini penulis menggunakan dua variabel yang saling mempengaruhi. Dalam hal ini penulis mengumpamakan kedua variabel tersebut dengan simbol X dan Y.
Adapun Variabel X dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja, sedangkan Variabel Y adalah kinerja karyawan. Dan berikut ini adalah sekema yang menggambarkan kerangka pemikiran dari variable lingkungan kerja (X), kinerja karyawan (Y)  di LKMS Pondok Pesantren La Tansa, Lebakgedong, Lebak, Banten



Gambar 1.1
Skema Peran Lingkugan Kerja Dalam Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah LKMS Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong, Lebak.
       


 






Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini, 2013

BAB II
LANDASAN TEORI

1.1.       Lingkungan kerja
1.1.1.      Pengertian Lingkungan Kerja
Berpuluh-puluh kegagalan dalam militer atau bisnis adalah disebabkan karena kegagalan untuk memahami dan mengidentifikasi secara benar lingkungan dimaa mereka bertempur. (Agustinus Sri Wahyudi, 1996: 47). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang tidak bisa di hilangkan dalam aktivitas kehidupan, karena segala aktivitas berada pada lingkungan.
Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan  kerja itu sendiri meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat kerja. (Kadarisman, 2012 : 300).
Seorang karyawan dalam kesehariannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, karena lingkungan bisa mendorong semangat kerjanya atau bahkan membuat karyawan bermalas-malasan bahkan bisa menjadikan karyawan stres dalam menghadapi pekerjaannya. Semakin baik lingkungan kerja dalam suatu lembaga, maka kemungkinan kinerja baik yang akan diberikan oleh karyawan terhadap lembaga akan semakin besar. Lingkungan kerja yang kurang baik akan memberi efek negatif kepada pegawainya.
Dalam bukunya agustinus (1998: 47) menjelaskan bahwa lingkungan dalam perusahaan ada dua macam, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Lingkugan eksternal yaitu lingkungan yang berada diluar perusahaan, seperti pesaing, konsumen, pemasok, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan dan berhubungan langsung dengan orang-orang yang berada di perusahaan.
Payaman J. Simanjuntak (2011: 48) menjelaskan lingkungan kerja menyangkut tempat kerja, tata letak peralatan, ruangan kerja, cahaya, ventilasi udara, alat penjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Keseluruhan hal tersebut sangat berperan dalam merangsang gairah bekerja para karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Bagaimana tidak, bayangkan saja jika di sebuah ruang kerja memiliki tata letak peralatan yang acak-acakan, kebersihan ruang kerja tidak terjaga, pencahayaan kurang, ventilasi udara minim, itu akan memungkinkan bagi karyawan untuk bermalas-malasan dalam menjalanka tugasnya, karena tidak ada kenyamanan yang diperoleh dalam menjalankan pekerjaannya.
1.1.2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Menurut Payaman J. Simanjuntak (2011 : 48) lingkunga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1.      Tempat kerja
2.      Tata letak peralatan
3.      Ruagan kerja
4.      Cahaya
5.      Ventilasi atau sirkulasi udara
6.      Alat penjaga dan keselamatan kerja.
Lingkungan kerja meliputi tempat kerja, fasilitas, alat bantu pekerjan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga hubungan antara orang-orang yang ada di tempat kerja. (kadarisman, 2012: 301).
Dari beberapa penjelasan tersebut peneliti mencoba memaparkan beberapa unsur lingkungan kerja tersebut :
a.       Tempat kerja/ ruang kerja
Sebaiknya perusahaan memperhatikan termpat kerja para karyawannya, karena tempat kerja yang nyaman akan memberikan kenyamanan kepada karyawan dalam melaksanakan tugas yang diembanya, sehingga mereka bisa memberikan hasil yang maksimal. Bayangkan jika tempat kerja karyawan itu sempit, hal itu akan membuat karyawan menjadi kesulitan untuk menyimpan berkas-berkas atau peralatan kantor lainnya, merasa tidak leluasa dan akhirnya akan menjadikan karyawan tidak nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu seharusnya ukuran ruangan kerja karyawan harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
b.      Fasilitas
Fasilitas meliputi perangkat kerja dan sarana lainnya merupakan hal penting bagi para karyawan dalam melaksanaka tugas-tugasnya. Fasilitas kerja yang baik yang sesuai dengan kebutuhan karyawannya akan membantu mempermudah karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c.       Tata letak
Setiap orang mempunyai selera estetika yang berbeda-beda, namun pada umumnya manusia menyukai segala sesuatu yang rapih dan teratur. Jika tata letak peralatan atau fasilitas dan dekorasi ruangan tidak rapi dan tidak teratur akan mengurangi kenyamanan para karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
d.      Cahaya/ penerangan
Jika dalam ruangan kerja memiliki penerangan yang kurang baik, hal itu akan membuat karyawan menjadi mudah lelah, karena penerangan yang kurang baik akan mengakibatkan mata menjadi sakit. Dari segi kesehatan hal ini jelas sudah tidak baik bagi kesehatan karyawan.
e.       Sirkulasi udara
Semakin baik sirkulasi udara yang keluar/ masuk dalam ruang kerja itu akan membantu karyawan dalam menjaga kesegaran fisiknya, sehingga menjadikan semangat karyawannya tetap terjaga.
f.       Suhu ruangan
Jika keadaan ruangan terlalu dingin maka akan memberi dampak yang kurang baik bagi para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, begitu pula jika suhu ruangan terlalu panas akan menyebabkan karyawan kegerahan dan tidak nyaman berada diruangan itu, menjadikan karyawan sulit untuk fokus terhadap kerjaannya. Hal itu jelas mengganggu sekali terhadap kinerja karyawan.
g.      Kebersihan ruangan
Kenyamanan karyawan dalam bekerja juga sangat dipengaruhi oleh kebersihan ruang kerja itu sendiri, jika ruang kerja kotor sampah berserakan dimana-mana itu akan membut karyawan kesulitan dalam menuangkan ide-ide blriliantnya bagi perusahaan.
h.      Ketenangan dan kebisingan
Dalam mengerjakan suatu pekerjaan setiap orang perlu ketenangan agar bisa fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya. Untuk itu ketenangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jika dalam suatu ruangan terdengar suara-suara bising, itu bisa saja memecahkan konsentrasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
i.        Keamanan
Rasa aman dalam pekerjaan juga mempengaruhi konsentrasi atau fokus kerja seorang karyawan. Oleh karena itu sebaiknya suatu lembaga atau perusahaan memperhatikan keamanan kerja karyawannya. Handoko (2012: 190) menjelaskan “bidang maajemen personalia yang semakin penting adalah pemeliharaan keamanan dan kesehatan karyawan.” Dengan adanya rasa aman yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, maka karyawan pun akan bekerja dengan tenang tanpa memikirkan resiko pekerjaan yang bisa mengancam kesehatannya.
Dalam perusahaan setiap karyawan tidak bisa lepas dari hubungan antar karyawan yanng satu dengan yang lain, dalam hal ini hubungan antar individu pun mempengaruhi lingkungan kerja karyawan dimana etika dalam berhubungan antar individu menjadi pokok bahasan dalam konteks ini.
Dessler (2009: 179) menjelaskan bahwa etika mengacu pada prinsip-prinsip pengaturan terhadap individu atau suatu kelompok. Dalam bukunya dessler juga menjelaskan kegiatan SDM seperti keadilan pendisiplinan, pelecehan seksual, dan kesetaraan dan peninjauan kinerja sering menjadi pemicu masalah-masalah yang berkaitan dengan etika.
Kesalahan etika ini bisa menjadikonflik pada karyawan yang bisa menghambat kualitas kerja para karyawan diperusahaan tersebut, baik itu antara karyawan dengan karyawan lain yang jabatannya sama, maupun karyawan dengan atasannya. Selain itu perilaku yang adil dari pimpinan atau lembaga juga bisa mempengaruhi hubungan antar individu dalam lingkungan kerja tersebut.
Keamanan dan keselamatan karyawan juga sangat mempengaruhi lingkungan kerja. Agar dapat bekerja dengan baik karyawan sangatlah membutuhkan keamanan serta keselamatan dalam bekerja. Dessler (2009: 286) menuliskan ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mencegah kecelakaan, yaitu mengurangi kondis yang tidak aman, mengurangi tindakan tidak aman dengan menekankan keamanan, mengurangi tindakan tidak aman melalui seleksi dan penempatan, mengurangi tindakan tidak aman melalui pelatihan,mengurangi tindakan tidak aman melalui motivasi, (diantaranya poster, program insentif, dan penguatan positif.), dan lain-lain.
Pada dasarnya lingkungan kerja akan sangat mempengaruhi kinerja karyawan, karena karyawan bekerja di lingkungan kerja perusahaan tersebut. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja. Sepintas semua faktor tersebut terlihat seperti tidak begitu penting, namun sebenarnya tidak bisa di ungkiri bahwa faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh bagi semua kegiatan para karyawan.

1.2.       Kinerja
1.2.1.      Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Dalam bukunya, Wibowo menyebutkan sebuah kutipan dari Amstrong dan Baron bahwa          kinerja berarti hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentanng melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.” (Wibowo, 2011 : 7).
Wibowo juga menjelaskan bahwa “kinerja dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja.”(Wibowo, 2011 : 79). Dengan kata lain kinerja ini sangat dipengaruhi oleh semua elemen yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan terutama pada bagian sumber daya manusia.
Dalam buku lain di jelaskan bahwa “kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.” (Payaman J. Simanjuntak, 2011 : 1). Dari penjelasan ini bisa di tarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu hasil dari sebuah tindakan yang di bebankan denga tujuan tertentu, dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah tujuan perusahaan.
1.2.2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak hal yang mempengaruhi kinerja dalam sebuah perusahaan. Wibowo (2011 : 81) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja agar perusahaan mempunyai kinerja yang baik, yaitu :
1.      Pernyataan tentang maksud dan nilai
Pernyataan tentang maksud dan nilai atau statement of purpose mendefinisikan bagaimana organisasi diatur untuk melakukan sesuatu sehingga lebih bersifat outcome-oriented atau berorientasi pada manfaat daripada sekedar mission statement atau pernyataan tentang misi.
2.      Manajemen strategis
Manajemen strategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang dapat berakibat dalam formulasi dan implementasi dari strategi, yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi.
3.      Manajemen sumber daya manusia
Gues menyarankan praktik kinerja tinggi manajemen sumber daya manusia dilakuka melaui : harmonisasi kriteria dan persyaratan bagi semua staf, menggunakan tes psikologi dalam seleksi staf, sistem formal dalam mengkomunikasikan nilai-nilai kepada staf, mengembangkan organisasi pembelajaran, merancang pekerjaan untuk menggunakan sepenuhnya keterampilan dan kemampuan, menggunakan survei sikap secara reguler, penialian formal terhadap seluruh staf paling tidak sekali dalam setahun, staf mendapatkan informasi tentang kinerja dan prospek organisasi, melakukan promosi internal bila memungkinkan, kebijakan keamanan kerja, menggunakan elemen merit dalam pengupahan staf (dikutip dari buku amstrong dan baron 1998).
4.      Pengembangan organisasi
Meliputi :
a.         Konsep baru tentang orang
b.         Konsep baru tentang kekuatan
c.         Konsep baru tentang nilai-nilai
5.      Konteks organisasi
Dalam hubungannya dengan organisasi, kinerja atau proses pelaksaan kerja dan hasil kerja suatu organisasi dipengaruhi secara langsung oleh rencana dan tindakan manajerial serta struktur organisasi dan kondisi lingkungan eksternal dan internal.
6.      Desain kerja
Desain kerja untuk pemegang kerja dimaksudkan untuk : (1) Memperinci konteks pekerjaan, harapan akan peran, dan hubungan dalam organisasi; (2) memenuhi persyaratan organisasi atas produktivitas, efisiensi operasional dan kualitas produk dan jasa; (3) memuaskan kebutuhan individual atas kepentingan, tantangan, dan penyelesaian suatu pekerjaan.
7.      Fungsional
Terdapat tiga macam masalah fungsional yang dapat mempengaruhi manajemen kinerja, yaitu :
a.       Operasi secara global
b.      Memindahkan kewenangan
c.       Kerangka kerja
8.      Budaya
Komponen budaya organisasi adalah nilai-nilai, norma-norma, dan gaya manajemen.
9.      Kerjasama.
Dalam suatu organisasi berbasis tim, pencapaian kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kinerja tim yang terdiri dari sekelompok orang dengan latar belakang budaya yang berbeda dan kompetensinya bervariasi.
Wibowo (2011 : 81) juga menjelaskan bahwa peruahan perilaku adalah mengenai perbaikan kinerja. Apabila tidak ada perubahan dalam apa yang dilakukan, maka akan memperburuk kinerja.
Sementara Payaman J. Simanjuntak (2011 : 11) menjelaskan bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kompetensi individu, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.
Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja, dimana kompetensi individu ini di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
  1. Kemampuan dan keterampilan kerja, diantaranya meliputi kebugaran fisik dan kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
  2. Motivasi dan etos kerja, meliputi pandangan atas pekerjaan, sikap melakukan pekerjaan, dan sikap hidup produktif.
Dukungan organisasi, kinerja seseorang juga tergantung pada dukunga organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana prasarana kerja, kenyamanan lingkungan kerja, serta kodisi dan syarat kerja.
Dukungan manajemen, kinerja kariawan juga bergantung pada kemampuan manajerial para manajemen dalam memimpin semua pekerja, mengkoordinasikan semua kegiatan mereka, dan menciptakan iklim kerja yang kondusif.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola kinerja karyawan di suatu perusahaan agar bisa berkembang secara pesat, seperti motivasi kerja dan perbaikan lingkungan. Kinerja tidak akan bisa maksimal jika dorongan dari perusahaan masih kurang, pemenuhan kebutuhan karyawan tidak terpenuhi, kenyamanan dalam bekerja pun kurang, kepuasan kerja juga kurang, itu akan mengakibatkan dampak negatif bagi para karyawan dalam perusahaan.

2.2.3.      Model Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah maajemen tentang hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Dalam bukunya wibowo (2011: 25-33) menjelaskan bahwa ada 5 model manajemen kinerja, yaitu :
1.      Model deming
Menjelaskan proses manajemen kinerja dimulai dengan menyusun rencana, melakukan tindaka pelaksanaan, memonitor jalannya dan hasil pelaksanaan, dan akhirnya melakukan riview atau peninjauan kembali atas jalannya pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai.
Gambar 2.1
Model Sistem Manajemen Kinerja Deming





2.      Model Torrington dan Hall
Torrington dan Hall menggambarkan proses manajemen kinerja dengan merumuskan terlebih dahulu harapan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan dari suatu kinerja. Kemudian ditentukan dukungan yang diberikan terhadap kinerja untuk mencapai tujuan. Sementara pelaksanaan kinerja berlangsung dilakukan peninjauan kembali dan penilaian terhadap kinerja.
Gambar 2.2
Model Sistem Manajemen Kinerja Torrington dan Hall






3.      Model Costello
Costello menjelaskan bahwa siklus dimulai denga melakukan persiapan perencanaan sehingga dapat dibuat suatu rencana dalam bentuk rencana kinerja dan pengembangan.
Gambar 2.3, Model Sistem Manajemen Kinerja Model Castello









4.      Model Amstrong dan Baron
Amstrong dan baron mengemukakan siklus manajemen kinerja sebagai sekuen atau turunan.
Gambar 2.4, Model Sistem Manajemen Kinerja Amstrong dan Baron








5.      Moden Ken Blanchard dan Garry Ridge
Model manajemen kinerja yang dikemukakan ken blanchard dan garry ridge cukup sederhana dan mereka menyebutnya sebagai sistem. Menurut mereka sistem manajemen kinerja yang efektif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu performance planning (perencanaan kinerja), day-to-day coaching (coaching setiap hari) atau executing, dan performance evaluation (evaluasi kerja) atau review and learning (peninjauan ulang dan pembelajaran).
1.3.       Keterkaitan Antar Variabel
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan perusahaan, bisa di bilang sumber daya manusia merupakan bagian vital dalam perusahaan. Bagaimana perkembangan perusahaan tergantung pada sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Untuk itu peran manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dalam menjalankan perusahaan. Banyak hal yang harus diperhatikan seorang manajer personalia agar semua karyawannya memberikan kinerja yang baik dalam perusahaannya. Dalam setiap pekerjaan agar menghasilkan kinerja yang tinggi, seseorang memerlukan berbagai dorongan atau motivasi dan faktor pendukung lain dari berbagai kalangan. dalam bukunya, Kadarisman (2012 : 296) menjelaskan bahwa motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi:
  1. Faktor intern yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri, misalnya kematangan berfikir karyawan, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kebosanan dan kelelahan dan kepuasan kerja.
  2. Faktor ekstern yang berasal dari luar diri karyawan, yaitu lingkungan kerja, kebutuhan lain, dan sebagainya.
Berbagai macam motivasi dilakukan suatu perusahaan agar karyawannya bisa memberikan kinerja yang baik bagi perusahaannya demi ketercapaian tujuan perusahaan. Berikut daftar yang menstimulasi berbagai tipe orang untuk mekukan pekerjaan mereka dengan baik (Nancy Stevenson, 2002: 9) :
·         Uang
·         Penghormatan
·         Tantangan
·         Struktur
·         Lingkungan kerja
·         Pujian
·         Jam kerja yang fleksibel
·         Perasaan menjadi bagian dari tim
·         Pakaian kasual untuk bekerja
·         Kontribusi ide-ide
·         Perjalanan
·         Tidak harus bepergian
·         Promosi
·         Persahabatan
·         Kepercayaan atasan
·         Telecommuting
·         Minum gratis diruang maka siang
·         Diskon untuk brang-barang yang dijual di perusahaan
·         Rencana pensiun
·         Kemadirian
·         Bonus
·         Lingkungan yang kreatif
·         Ucapan terimakasih untuk pekerjaan ekstra
·         Keyakinan dalam bekerja
·         Bekerja dengan orang lain
·         Mempunyai proses
·         Pengakuan
·         Penghargaan
Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja. Jika lingkungan kerja baik, nyaman dalam mengerjakan pekerjaannya maka kinerja karyawan akan meningkat. Tapi jika lingkungan kerjanya buruk akan menimbulkan kebosanan kerja, stres karyawan yang semakin tinggi, keusangan dan lain sebagainya.
T. Hani Handoko (2003: 118) menjelaskan meskipun keusangan disebabkan adanya perubhahan dalam diri individu, teapi lebih mungkin sebagai hasil kegagalan seseorang untuk beradaptasi dengan teknologi baru, prosedur-prosedur baru, atau perubahan lainnya.
Ini menunjukan bahwa ada pengaruh lingkungan kerja yang bisa merubah kinerja karyawan dalam suatu perusahaan, entah itu menjadi lebih baik ataupun lebih buruk. Dari teori-teori tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang baik dengan keadaan ruangan yang bersih, rapi, cukup udara segar, suhu yang tidak berlebih, hubungan antar karyawan baik dan lain sebagainya itu akan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Sementara lingkungan kerja yang acak-acakan, kebersihan yang tidak dijaga, bau, pencahayaan kurang baik, suhu terlalu dingin atau terlalu panas, akan memberikan dampak negatif bagi para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

1.4.       Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Septina Mukaromah (2009) salah satu mahasiswi di Universitas Islam Negeri Malang yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas Karyawan Pada CV CODO WAJAK MALANG” menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang sgnifikan antara lingkungan kerja dengan tingkat produktivitas karyawan. Berdasarkan penelitiannya, Septina menjelaskan bahwa hubungan antara lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan pada CV WAJAK MALANG tersebut.
Ini ditunjukan dengan nilai t hitung 8,092 ≥ t tabel 1,69 dan nilai signifikannya 0.05, karena t hitung : 8,092, dan t tabel 1.69 maka, t hitung > t tabel , sehingga Ho ditolak dan Ha di terima. Pada level signifikan 0,05 ini berarti variabel lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas karyawan.
Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan pada CV Codo Wajak Malang, adapun bentuk hubungan adalah positif dengan tingkat keeratan yang tinggi (berdasarkan nilai koefisien korelasi regresi linear sederhana). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi prestasi kerja karyawan, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan. Hal ini di pakai dalam persamaan:
Produktivitas Kerja (Y) = 0,394 + 0,958 Lingkungan Kerja (X)
Dengan (α) = 0,394 Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya faktor lingkungan kerja (X) atau Lingkungan kerja bernilai nol, maka produktifitas karyawan sebesar 0,394 dan (b) sebesar = 0,958 Bahwa setiap variabel yang meningkat 1 kali, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan atas lingkungan kerja (X) akan meningkat sebesar 0,958 satu satuan.

1.5.       Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan dalam penelitian sampai terbukti kebenaran jawaban tersebut melalui data yang terkumpul dalam penelitian tersebut.
Hipotesis dikemukakan dengan tujuan memberikan pedoman serta arahan bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang akan dukerjakannya. Jika hipotesis tidak terbukti atau salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran yang sudah ditenmukan dari hasil penelitian yang telah dijalankan selama penelitian itu berlangsung.
Berdasarkan teori tentang manajemen sumber daya manusia yang pernah dibaca oleh peneliti menyatakan bahwa salah satu “hal yang menstimulasi berbagai tipe orang untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik yaitu lingkungan kerja” (Nancy Stevenson, 2002: 9). Begitupun juga dengan apa yang dijelaskan oleh kadarisman sebagai mana paparan teori diatas menjelaskan bahwa lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang karyawan, baik itu sarana prasarana, maupun interaksi terhadap hal-hal yang ada disekitarnya.
Berangkat dari teori tersebut maka peneliti menuliskan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Lingkungan kerja berperan positif dalam peningkatan kinerja karyawan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) Pondok Pesantren La Tansa Lebakgedong - Lebak.”

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

3.1.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren La Tansa yaitu di bagian keuangan (LKMS) yang beralamat di Parakansantri, Banjaririgasi, Lebakgedong, Lebak, Banten. Penelitian ini memakan waktu tiga bulan yaitu dari bulan agustus 2013 sampai bulan Oktober 2013.
Berikut tabel rincian kegiatan yang memuat semua kegiatan yang dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung.
Tabel 3.1
Schedule Time Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Agustus 2013 – Oktober 2013
(Minggu)
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan












2
Observasi












3
Kegiatan Penelitian












4
Pengumpulan data












5
Analisa Data












6
Penyusunan Laporan













Pada tabel diatas dijelaskan bahwa penelitian yang dilakukan yaitu selama 3 (tiga) bulan, yaitu pada bulan agustus hingga bulan oktober 2013. Pada minggu pertama bulan agustus peneliti melakukan persiapan, kemudian minggu ke dua dan ke tiga, peneliti melakukan observasi lapangan, kemudian pada minggu berikutnya yaitu minggu ke empat dan pertama bulan september, peneliti mulai melakukan penelitian dan pengumpulan data serta analisa data hingga minggu ke dua bulan september, kemudian setelah itu peneliti mulai membuat laporan penelitian.

3.2.     Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan obyek penelitian yang berdasarkan pada pengumpulan data serta fakta yang relevan pada saat penelitian di lapangan.
Data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan dasar-dasar teori yang ada sehingga dapat memperjelas gambaran objek yang diteliti. Penelitian ini juga menginterpretasikan atau menterjemahkan dengan bahasa peneliti tentang hasil penelitian yang diperoleh dari informan dilapangan sebagai wacana untuk mendapat penjelasan tentang kondisi yang ada.
Dalam penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian diskriptif, yaitu jenis penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi yang ada, Penulis mencoba menjabarkan kondisi konkrit dari obyek penelitian dan selanjutnya akan dihasilkan deskripsi tentang obyek penelitian.
3.3.     Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi diperlukan teknik dan cara untuk metode yang sistematis dan setandar dalam mendekati responden atau obyek penelitian agar data yang diperoleh mempunyai kualitas yang ilmiah. Disini teknik yang digunakan penulis untuk memperoleh data yang valid adalah dengan seagai berikut:
1.      Field Research, yaitu penelitian langsung ke Pondok Pesantren La Tansa untuk mendapatkan data praktis sebagai materi pokok, adapun secara teknisnya adalah dengan teknik sebagai berikut:
a.       Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang perlu diteliti sehingga diperoleh data, langsung dari sumbernya.
Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi terus terang atau tersamar dimana peneliti menyatakan terus terang bahwa peneliti sedang melakukan penelitian kepada sumber data, dengan demikian sumber data mengetahui sejak awal hingga akhir tentang aktivitas peneliti. Namun dalam keadaan tertentu peneliti juga tersamar atau tidak terus terang dalam melakuka observasi untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.
b.      Interview/ wawancara, yaitu dengan tanya jawab langsung sehubungan dengan masalah yang belum jelas dan belum dimengerti kepada Pengurus Pondok Pesantren yang menjadi tugasnya dan bidang garapannya dalam bekerja. Jenis interview yang digunakan yaitu semistructure interview, dimana wawancara yang dilakukan bersifat bebas denga tujuan untk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yag diwawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
2.      Library Research, yaitu dengan cara membaca, meneliti dan menelaah bahan tertulis dari buku-buku di perpustaakaan, diktat kuliah dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

3.4.     Sampel Sumber Data
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau bisa di sebut juga bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek dalam penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif Sugiyono (2005 : 49) menjelaskan populasi oleh spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas 3 elemen, yaitu : tempat (place), Pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Gambar 3.1
Situasi Sosial


 







“penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan dengan cara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.”(Sugiyono, 2005:52).
Untuk menentukan sampel, peneliti menggunakan purposive sampeling dan snowball sampling. Purposive sampling yaitu  teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tau tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang ditelit (sugiyono, 2005: 53).
Dalam bukunya, Sugiyono (2005: 54) juga menjelaskan bahwa snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi ia harus banyak pengalaman tentang penelitian dan secara sukarela menjadi anggota tim meskipun tidak secara formal, mereka dapat memberikan pandangannya dari dalam tentang nilai-nilai, sikap, dan  proses yang menjadi latar penelitian setempat.
Cara untuk memilih informan yang dilakukan oleh peneliti pada langkah awal yaitu peneliti lebih memperdalam gambaran manajemen di bagian LKMS, juga dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu kepada menejer dan staff untuk mendapatkan informasi yang akan menggambarkan tentang orang-orang yang dapat dipilih sebagai sampel.
Kemudian dengan menggali informasi lebih dalam untuk mendapatkan beberapa orang sampai dirasa cukup sebagai sampel dalam penelitian. Dari hasil keterangan dan penjelasan yang didapatkan, kemudian dipastikan beberapa orang yang akan dijadikan sampel dan sekaligus dipastikan penggolongannya baik dari menejer maupun staff.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, maka peneliti memutuskan untuk sampel awal dalam penelitian ini yang akan diwawancarai / di interview adalah ketua LKMS itu sendiri, karena peneliti menganggap bahwa beliaulah yang lebih mengerti dan mengetahui seluk-beluk LKMS Pondok Pesantren La Tansa ini, untuk itu peneliti menjadikan beliau sebagai informan pertama bagi penelitian ini yang mungkin selanjutnya akan berkembang lebih banyak lagi informan yang bisa diwawancarai oleh peneliti agar data yag didapat menjadi lebih akurat dan spesifik.

3.5.     Instrumen Penelitian
“Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data” (Sugiyono, 2010 : 398)
Adapun reliabilitas dan validitasnya lebih pada fakta data yang ada di LKMS pondok pesantren la tansa berdasarkan data dari tahun 2005 sampai tahun 2013.







Tabel 3.2
MATRIKS KISI-KISI PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

No
Variabel
Indikator
1
Lingkungan kerja (Variabel X)
-          Ruang  Kerja
-          Kenyamanan Dalam Bekerja
-          Peralatan / Fasilitas Kerja
-          Hubungan Antar Karyawan
-          Hubungan Antara Karyawan Dengan Pimpinan
2
Kinerja Karyawan (Variabel Y)
-          Sikap Kerja
-          Konsistensi Waktu Kerja
-          Kenyamanan Dalam Bekerja
-          Kepuasan Kerja

3.6.     Teknik Analisa Data
Setelah data diperoleh peneliti menganalisa secara kualitatif melalui tiga tahapan : Reduksi data, display data, kesimpulan/verifikasi. Analisa diskriptif yang disajikan dalam bentuk narasi. Yang akan menceritakan bagaimana gambaran tentang hasil penelitian.
Menurut Sugiyono (2005:89) bahwa: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam ketagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam menganalisa data, penulis akan menggunakan model Miles and Huberman yaitu dengan tahapan-tahapan sebagai berikut ; data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), conclusion drawing/verification, seperti yang digambarkan oleh Sugiyono (2005:91)


 
                                                                                   
                                               



                       





Gambar 3.2, Komponen dalam analisis data (Flow Model)

Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa setelah peneliti mengumpulkan data, maka peneliti melakukan antisipasi sebelum melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Setelah direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data dalam bentuk naratif. Setelah data disajikan maka selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

3.7.     Uji Kredibilitas Data
Dalam pengujian kredibilitas data ini peneliti menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.


 







Gambar 3.3, Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Dari gambar diatas dijelaskan bahwa data dari hasil wawancara akan dicek dengan observasi, kuisioner atau dokumen. Dengan demikian data yang didapat lebih real.
Selain itu uji kredibilitas ini dilakukan dengan cara analisis kasus negatif, yaitu kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga pada waktu tertentu. Jika sudah tidak ada data yang berbeda dengan temuan, maka data dinyatakan sudah dapat dipercaya.
Selanjutnya peneliti juga menggunakan bahan referensi, yaitu “adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.” (Sugiyono, 2005: 128). Dalam hal ini peneliti melampirkan rekaman wawancara, foto-foto dan lain sebagainya sesuai dengan keperluan data yang ingin diteliti sehingga data yang diperoleh lebih dapat dipercaya kebenarannya.
Kemudian setelah itu peneliti melakukan member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. (Sugiyono, 2005: 129). Setelah semua data terkumpul, maka peneliti akan melakukan diskusi dengan pihak lembaga tentang apa yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian berlangsung agar data yang diperoleh lebih autentik, sehingga penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksudka oleh sumber data atau informan. Dalam pelaksanaannya, member chek ini dilakukan setelah pengumpulan data dianggap selesai.